Kamis, 18 September 2014

“Bahagia itu ketika kita bisa berbagi bahu dengan sahabat kita”



Kebanyakan orang beranggapan bahwa bahagia itu ketika kita mendapatkan kasih sayang dari orang lain, ketika kita mendapatkan perhatian dari orang lain atau bahkan ketika kita mendapatkan belas kasihan dari orang lain.

Namun, orang yang sudah mengerti akan hakikat dari kebahagiaan akan menolak semua kalimat-kalimat tersebut. Karena mereka tahu, bahwa bahagia itu sangatlah sederhana yaitu ketika kita bisa berbagi bahu dengan sahabat kita.

Bukan hanya ketika kita memberikan bahu kita sebagai tempat bersandar sementara. Namun, ketika kita mulai mendapatkan sebuah kepercayaan dari sahabat-sahabat kita. Ketika mereka dengan mudahnya memanggil nama kita, disaat suka maupun duka. Ketika mereka menangis dipelukan kita, lalu berkata “terima kasih”. Oh sungguh, itu adalah bahagia.

Ketika mereka letih lalu menyandarkan kepalanya dibahu kita, itupun sebuah kebahagiaan. Itu berarti, mereka mulai merasa nyaman didekat kita. Itu berarti, mereka mulai merasakan kehadiran kita sebagai seseorang yang berarti dihidup mereka. Ah, itu sungguh menetralkan rasa penat yang ada dibahu. Ketika ia bersandar, lalu berkata “terima kasih”.

Sebenarnya kata kunci dari sebuah kebahagiaan adalah “memberi”. Kita akan lebih senang ketika kita dapat memberi, bukan menerima. Ketika kita mempunyai rezeki yang berlebih, akan lebih menyenangkan jika kita dapat memberi sebagian rezeki kita kepada sahabat-sahabat kita yang kurang beruntung.

Satu lagi kata kunci dari sebuah kebahagiaan adalah “bersyukur”. Sebesar apapun nikmat Tuhan, tetapi jika kita tidak bisa bersyukur maka akan sia-sialah segala nikmat itu. Akan sia-sia segala kebahagiaan kita, jika kita tidak ingin berbagi dan bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar