Rabu, 15 Oktober 2014

Sebuah Rasa Sederhana



Dahulu..
Berada di dekatmu, membuat jantungku berdebar
Saling menatap, membuat bibir kita tersenyum sembunyi-sembunyi
Melihat bayangmu dari kejauhan, membuat hatiku bersemangat

Dear seseorang..
Kau membuatku berubah
Menjadikan diriku belajar merasakan cinta
Menjadikan diriku mengerti akan artinya mencinta

Dear seseorang..
Terima kasih telah membuatku menjadi lebih baik
Terima kasih telah memberiku pelajaran yang berharga
Terima kasih atas semuanya, meski kau tak menyadarinya

Namun..
Bisakah sejenak saja kau menjadikanku yang teristimewa
Bisakah sejenak saja kau menjadikanku yang nomor satu
Bisakah kau tak mengacuhkanku?
Bisakah aku menjadi prioritasmu?

Aduhai, siapa diriku ini?
Sadarlah sedikit saja
Sadar!
Sadar akan hakikat mencintai dalam diam

Sabtu, 11 Oktober 2014

Dear someone..


Aku sudah mengenalmu lebih dari satu tahun. Mengenalmu hanya dari balik layar nan jauh disana karena aku tak mempunyai keberanian yang cukup.

Mengintai media sosialmu,  facebook, twitter, path, bbm namun ternyata aku tetap tak dapat menemukan siapa dirimu yang sebenarnya. Mungkin kamu memang orang yang tak mudah membuka hal tentang dirimu, hingga di media sosialmu saja aku tak dapat menemukan apapun.

Detik dimana aku merasa lelah dengan caraku mengagumimu, detik dimana aku mulai tak sanggup menahan segala rasa yang aku miliki, dan itu adalah detik dimana aku ingin mengatakan semuanya kepadamu.

Namun aku tak mempunyai keberanian yang cukup untuk mengatakan itu semua. Padahal aku hanya ingin mengungkapkan, tidak terlalu berharap tentang sebuah balasan. Aku hanya ingin mengatakan agar hati ini tenang, agar hati ini tak memiliki beban.
Hmm.. hingga aku putuskan untuk menulis surat ini, surat yang aku harap dapat kau baca dengan seksama. Surat yang sebenarnya tidaklah cukup untuk mewakili hati ini. Namun aku harap semoga kau mengerti dengan setiap kata demi kata, kalimat demi kalimat yang dirangkai untukmu.

Oh aku lupa memberitahumu suatu hal. Alasanku mempunyai rasa terhadapmu? Bolehkah sekali saja aku tak memberikan sebuah alasan? Karena memang ini sangatlah sulit untuk dideskripsikan, ini tak semudah membicaran politik yang biasa kita bahas dikelas, ini tak semudah menafsirkan kata demi kata di dalam Undang-Undang. Ini sangat sulit. Hmm.. yang jelas, aku mencintaimu karena dirimu. Your religion, your attitude, your character, and everything you’re is more than everything in the world. Because i love you by just the way you are.

Thank You..

Kamis, 18 September 2014

Pangeran di Mimpiku


Kini dia datang membawakan secercah harapan
Membuat aku melayang
Terbang hingga setinggi angkasa
Dan akupun tak mau jatuh
Lalu...
Aku putuskan untuk bangun dari mimpiku
Namun ternyata pangeran itu nyata
Kini ada dihadapanku
Berdiam di tetangga sebelah
Menguntai tawa yang renyah
Merajut canda dan tawa
Dirinya...
Begitu nyata !
Semua orang dapat melihatnya
Banyak yang menyukainya
Banyak pula yang menghinanya
Namun....
Takjub !
Aku dan dia ternyata memiliki banyak kesamaan
Ingin terbang !
Ingin berenang !
Ingin menyusuri negeri ini
Berdua...
Namun bukan sekarang
Karena sebelum itu
Kami mempunyai misi tersendiri
Menghantarkan sebongkah berlian untuk yang terkasih
Merangkul adik – adik tercinta
Semua misi harus terselesaikan
Baru kemudian
Aku dan kamu
Bisa menjadi
KITA :)

Dia?



Aku bahkan sama sekali tak membayangkan ada diposisi ini
Posisi yang amat sangat menyebalkan
Yaitu ketika aku harus jatuh dan membutuhkan bantuan
Bantuan?
Untuk apa?
Toh bukankah selama ini aku bisa bangkin sendiri?
Selama ini aku bisa berjalan dengan gagahnya tanpa seorang disampingku!

Tetapi ini jatuh yang berbeda
Aku terjatuh dipelukan seseorang yang sama sekali tak pernah ku bayangkan
Aku bahkan tak pernah meliriknya
Dan tak pernah tahu bahwa dia ada didekatku
ah!
Aku benci dengan keadaan ini.

Aku terus berkutat dikeadaan ini
Bepusing-pusing menerka hatinya
Dulu, aku tak pernah sibuk melakukan itu semua
Aku tak pernah rela waktuku habis untuk seseorang yang bernama lelaki
Tetapi itu dulu!

Sekarang aku terperangkap dengan hatiku sendiri
Aku terlalu bodoh untuk tetap tinggal dan terus diam
Aku ingin bicara!
Aku ingin berkata bahwa aku menyukainya!
Aku jatuh hati pada dia yang selalu membuatku tertawa!

Oh Tuhan!
Padahal hanya ingin berkata itu
Tetapi lidah ini keluh
Tak berkutik saat berhadapan dengannya
Tak sedikitpun bisa menegurnya
Oh Tuhan!

Harus bagaimanakah aku?
Aku tak berani
Dan dia hanya diam
ah!
Bodoh sekali dia
Bodoh sekali tidak bisa membaca hatiku!
Eh, memangnya siapa kau dila?
Kau tak cantik
Tak kaya
Dan tak ada yang bisa dibanggakan untuk dia yang sangat baik itu

Iyah!
Dia begitu baik
Dan aku jatuh hati kepada kebaikannya
Jatuh hati pada ketulusannya
Jatuh hati pada tingkah lucunya
Jatuh hati pada semua yang dia punya
Dia.



“Bahagia itu ketika kita bisa berbagi bahu dengan sahabat kita”



Kebanyakan orang beranggapan bahwa bahagia itu ketika kita mendapatkan kasih sayang dari orang lain, ketika kita mendapatkan perhatian dari orang lain atau bahkan ketika kita mendapatkan belas kasihan dari orang lain.

Namun, orang yang sudah mengerti akan hakikat dari kebahagiaan akan menolak semua kalimat-kalimat tersebut. Karena mereka tahu, bahwa bahagia itu sangatlah sederhana yaitu ketika kita bisa berbagi bahu dengan sahabat kita.

Bukan hanya ketika kita memberikan bahu kita sebagai tempat bersandar sementara. Namun, ketika kita mulai mendapatkan sebuah kepercayaan dari sahabat-sahabat kita. Ketika mereka dengan mudahnya memanggil nama kita, disaat suka maupun duka. Ketika mereka menangis dipelukan kita, lalu berkata “terima kasih”. Oh sungguh, itu adalah bahagia.

Ketika mereka letih lalu menyandarkan kepalanya dibahu kita, itupun sebuah kebahagiaan. Itu berarti, mereka mulai merasa nyaman didekat kita. Itu berarti, mereka mulai merasakan kehadiran kita sebagai seseorang yang berarti dihidup mereka. Ah, itu sungguh menetralkan rasa penat yang ada dibahu. Ketika ia bersandar, lalu berkata “terima kasih”.

Sebenarnya kata kunci dari sebuah kebahagiaan adalah “memberi”. Kita akan lebih senang ketika kita dapat memberi, bukan menerima. Ketika kita mempunyai rezeki yang berlebih, akan lebih menyenangkan jika kita dapat memberi sebagian rezeki kita kepada sahabat-sahabat kita yang kurang beruntung.

Satu lagi kata kunci dari sebuah kebahagiaan adalah “bersyukur”. Sebesar apapun nikmat Tuhan, tetapi jika kita tidak bisa bersyukur maka akan sia-sialah segala nikmat itu. Akan sia-sia segala kebahagiaan kita, jika kita tidak ingin berbagi dan bersyukur.

Rabu, 07 Mei 2014

The First Wear Hijab



Hari ini, 8 mei 2014 ada sebuah acara yang unik dan menarik bagi para pemuda di kampus, yaitu acara Seminar Nasional Pemuda dan Kebangkitan Bangsa. Di kegiatan ini, saya mendapatkan amanah sebagai divisi acara dan lebih spesifiknya saya bertugas sebagai LO dari pemateri. Siapa sih pematerinya? Pematerinya adalah Bapak Prof. Dr. H. Idrus Affandi, SH. selaku guru besar Ilmu Politik dan Ibu Widiarti ST., MT.,

Pembukaan dimulai jam 8.20, yaa acaranya tidak berjalan sempurna karena seharusnya sudah mulai sejak jam 8 pagi tadi. Acara pembukaan dipandu oleh teh Erina selaku MC dari acara ini. Teh Erina nampak cantik dengan kerudung pink-nya, selaras dengan dresscode panitia seminar yaitu kerudung pink, baju dan celana hitam.

Pagi ini, saya membawa jilbab 2 yaitu warna pink dan warna merah. Kenapa? karena hari ini InsyaAllah saya mulai berhijab, meskipun dalam hati tetap ada kecambuk tentang hijab yang saya pake ini karena mengingat perilaku saya yang masih belum baik namun jika dipikir-pikir lagi, sampai kapan saya tidak berhijab? sampai perilaku saya sempurna baiknya? kapankah itu? Astaghfirullah.. begitulah kurang lebih gejolak batin yang saya rasakan.

Saya memakai hijab dengan bantuan dari teh mimin, seorang kakak tingkat yang sama-sama berasal dari Cirebon dan dulunya dia juga tidak berhijab tetapi sekarang dia berhijab syar'i. Dia merangkap 2 jilbab yang saya bawa, lalu dia mengajari saya untuk memakai hijab itu, subhanallah :')
Setelah selesai, dia berkata "sudah siap keluar" kemudian saya tertawa melihat gambar yang ada di cermin itu, saya tertawa karena saya terharu dan dalam hati saya berkata "apakah benar itu saya?" sebenarnya mau nangis tetapi bismillah.. semoga Allah menguatkan hati saya :)

Saya keluar dari toilet lalu menemui teman-teman saya. Saya senang karena mereka memberikan respon positif, saya senang sekali karena saya memakai jilbab ini sampai acara selesai.
Semoga istiqomah lillahi ta'ala :)

Senin, 14 April 2014

Jangan Berhenti




Jangan berhenti menyakiti aku
Bisa jadi itu cara terindah Tuhan
Agar aku selalu mensyukuri kehidupan
Agar aku mensyukuri kehadiran orang-orang yang menyayangiku

Jangan berhenti mengabaikan aku
Bisa jadi itu cara terbaik Tuhan
Agar aku selalu melihat sekelilingku
Agar aku menghargai kebaikan orang-orang di sekelilingku

Menyakitkan memang
Tetapi sungguh aku berterima kasih
Karenamu..
Hidupku lebih luar biasa

Hatiku semakin kuat
Dengan setiap saat kau mengabaikanku
Dengan kau tak menyapaku
Dengan kau tak pernah memanggil namaku lagi

Menyakitkan memang
Tetapi sungguh aku berterima kasih
Karenamu...
Hidupku lebih berwarna

Aku semakin tegar menyeka air mata ini
Aku semakin kuat menahan rasa sakit ini
Aku semakin kokoh menahan kaki ini tuk tetap tinggal
Meski kau selalu mengabaikan

Aku menerima sakit ini
Karena aku yang bersalah
Karena aku terlalu lemah tuk mengungkap
Karena aku tak punya cukup keberanian tuk menghampirimu