Kamis, 18 September 2014

Pangeran di Mimpiku


Kini dia datang membawakan secercah harapan
Membuat aku melayang
Terbang hingga setinggi angkasa
Dan akupun tak mau jatuh
Lalu...
Aku putuskan untuk bangun dari mimpiku
Namun ternyata pangeran itu nyata
Kini ada dihadapanku
Berdiam di tetangga sebelah
Menguntai tawa yang renyah
Merajut canda dan tawa
Dirinya...
Begitu nyata !
Semua orang dapat melihatnya
Banyak yang menyukainya
Banyak pula yang menghinanya
Namun....
Takjub !
Aku dan dia ternyata memiliki banyak kesamaan
Ingin terbang !
Ingin berenang !
Ingin menyusuri negeri ini
Berdua...
Namun bukan sekarang
Karena sebelum itu
Kami mempunyai misi tersendiri
Menghantarkan sebongkah berlian untuk yang terkasih
Merangkul adik – adik tercinta
Semua misi harus terselesaikan
Baru kemudian
Aku dan kamu
Bisa menjadi
KITA :)

Dia?



Aku bahkan sama sekali tak membayangkan ada diposisi ini
Posisi yang amat sangat menyebalkan
Yaitu ketika aku harus jatuh dan membutuhkan bantuan
Bantuan?
Untuk apa?
Toh bukankah selama ini aku bisa bangkin sendiri?
Selama ini aku bisa berjalan dengan gagahnya tanpa seorang disampingku!

Tetapi ini jatuh yang berbeda
Aku terjatuh dipelukan seseorang yang sama sekali tak pernah ku bayangkan
Aku bahkan tak pernah meliriknya
Dan tak pernah tahu bahwa dia ada didekatku
ah!
Aku benci dengan keadaan ini.

Aku terus berkutat dikeadaan ini
Bepusing-pusing menerka hatinya
Dulu, aku tak pernah sibuk melakukan itu semua
Aku tak pernah rela waktuku habis untuk seseorang yang bernama lelaki
Tetapi itu dulu!

Sekarang aku terperangkap dengan hatiku sendiri
Aku terlalu bodoh untuk tetap tinggal dan terus diam
Aku ingin bicara!
Aku ingin berkata bahwa aku menyukainya!
Aku jatuh hati pada dia yang selalu membuatku tertawa!

Oh Tuhan!
Padahal hanya ingin berkata itu
Tetapi lidah ini keluh
Tak berkutik saat berhadapan dengannya
Tak sedikitpun bisa menegurnya
Oh Tuhan!

Harus bagaimanakah aku?
Aku tak berani
Dan dia hanya diam
ah!
Bodoh sekali dia
Bodoh sekali tidak bisa membaca hatiku!
Eh, memangnya siapa kau dila?
Kau tak cantik
Tak kaya
Dan tak ada yang bisa dibanggakan untuk dia yang sangat baik itu

Iyah!
Dia begitu baik
Dan aku jatuh hati kepada kebaikannya
Jatuh hati pada ketulusannya
Jatuh hati pada tingkah lucunya
Jatuh hati pada semua yang dia punya
Dia.



“Bahagia itu ketika kita bisa berbagi bahu dengan sahabat kita”



Kebanyakan orang beranggapan bahwa bahagia itu ketika kita mendapatkan kasih sayang dari orang lain, ketika kita mendapatkan perhatian dari orang lain atau bahkan ketika kita mendapatkan belas kasihan dari orang lain.

Namun, orang yang sudah mengerti akan hakikat dari kebahagiaan akan menolak semua kalimat-kalimat tersebut. Karena mereka tahu, bahwa bahagia itu sangatlah sederhana yaitu ketika kita bisa berbagi bahu dengan sahabat kita.

Bukan hanya ketika kita memberikan bahu kita sebagai tempat bersandar sementara. Namun, ketika kita mulai mendapatkan sebuah kepercayaan dari sahabat-sahabat kita. Ketika mereka dengan mudahnya memanggil nama kita, disaat suka maupun duka. Ketika mereka menangis dipelukan kita, lalu berkata “terima kasih”. Oh sungguh, itu adalah bahagia.

Ketika mereka letih lalu menyandarkan kepalanya dibahu kita, itupun sebuah kebahagiaan. Itu berarti, mereka mulai merasa nyaman didekat kita. Itu berarti, mereka mulai merasakan kehadiran kita sebagai seseorang yang berarti dihidup mereka. Ah, itu sungguh menetralkan rasa penat yang ada dibahu. Ketika ia bersandar, lalu berkata “terima kasih”.

Sebenarnya kata kunci dari sebuah kebahagiaan adalah “memberi”. Kita akan lebih senang ketika kita dapat memberi, bukan menerima. Ketika kita mempunyai rezeki yang berlebih, akan lebih menyenangkan jika kita dapat memberi sebagian rezeki kita kepada sahabat-sahabat kita yang kurang beruntung.

Satu lagi kata kunci dari sebuah kebahagiaan adalah “bersyukur”. Sebesar apapun nikmat Tuhan, tetapi jika kita tidak bisa bersyukur maka akan sia-sialah segala nikmat itu. Akan sia-sia segala kebahagiaan kita, jika kita tidak ingin berbagi dan bersyukur.