Aku sudah mengenalmu lebih dari
satu tahun. Mengenalmu hanya dari balik layar nan jauh disana karena aku tak
mempunyai keberanian yang cukup.
Mengintai media
sosialmu, facebook, twitter, path, bbm
namun ternyata aku tetap tak dapat menemukan siapa dirimu yang sebenarnya.
Mungkin kamu memang orang yang tak mudah membuka hal tentang dirimu, hingga di
media sosialmu saja aku tak dapat menemukan apapun.
Detik dimana aku merasa
lelah dengan caraku mengagumimu, detik dimana aku mulai tak sanggup menahan
segala rasa yang aku miliki, dan itu adalah detik dimana aku ingin mengatakan
semuanya kepadamu.
Namun aku tak mempunyai
keberanian yang cukup untuk mengatakan itu semua. Padahal aku hanya ingin
mengungkapkan, tidak terlalu berharap tentang sebuah balasan. Aku hanya ingin
mengatakan agar hati ini tenang, agar hati ini tak memiliki beban.
Hmm.. hingga aku putuskan
untuk menulis surat ini, surat yang aku harap dapat kau baca dengan seksama.
Surat yang sebenarnya tidaklah cukup untuk mewakili hati ini. Namun aku harap
semoga kau mengerti dengan setiap kata demi kata, kalimat demi kalimat yang
dirangkai untukmu.
Oh aku lupa memberitahumu
suatu hal. Alasanku mempunyai rasa terhadapmu? Bolehkah sekali saja aku tak
memberikan sebuah alasan? Karena memang ini sangatlah sulit untuk
dideskripsikan, ini tak semudah membicaran politik yang biasa kita bahas
dikelas, ini tak semudah menafsirkan kata demi kata di dalam Undang-Undang. Ini
sangat sulit. Hmm.. yang jelas, aku mencintaimu karena dirimu. Your religion,
your attitude, your character, and everything you’re is more than everything in
the world. Because i love you by just the way you are.
Thank You..